Satu Nasehat


 Memilih Ibu yang Shalihah

Jadi titik awwal dari masa depan yang cerah bagi sebuah keluarga terletak pada diri seseorang ayah . Seorang yang telah diperintahkan oleh Allah ta'ala untuk memilih wanita yang memiliki agama dan budi pekrti luhur. Hal itu dimaksudkan agar wanita tersebut dapat menjadi istri yang mampu menjaga amanah.yaitu dengan cara memberikan berbagai arahan kepada anak-anaknya. Baik arahan itu berupa perkataan maupun perbuatan(teladan yang baik).
Pada akhirnya, wanita tersebut akan menjadi seorang ibu yang mampu menyentuh hati anak-anaknya dengan perasaan dan hatinya, sehingga meskipun mereka masih kecil, mereka dapat menerima pelajaran-pelajaran yang diberikan kpd mereka dgn baik. Apalagy jiwa mereka pada waktu itu masih fitrah atau suci. Jika wanita itu, kemampuan mendidik, maka anak-anaknya pun kana tumbuh dengan baik dan memiliki kesiapan mental. Selanjutnya mereka akan tumbuh dewasa dalam sebuah “bangunan” keluarga yang ideal, yaitu keluarga yang tiangnya adalah iman ; mutiaranya adalah ajaran-ajaran Al-qur'an ; dan bentengnya adalah petuntuk-petunjuk Rasulullah shallallahu'alaihi wassalam. Terkutip dalam beberapa hadits :
  1. Ibnu majah, Ad-daruquthni, Al-askari, dan Al-hakim telah meriwayatkan dari 'Aisyah radhiallahu 'anhu secara marfu' bahwa Rasulullah sallallahu 'alaihi wassalllam bersabda :
    pilihlah tempat penyaluran sperma kalian dan nikahilah oleh kalian wanita-wanita yang sekufu, sepadam”.
  2. Ibnu majah Ad-dailami telah meriwayatkan dari Rasulullah sallallahu 'alaihi wassallam, beliau bersabda :

pilihlah tempat-tempat penyaluran sperma kalian, sesungguhnnya seorang wanita dapat mempengaruhi faktor keturunan”.

Abu Al-Aswad Ad-Du'ali berkata kepada anak-anaknya : “ aku benar-benar telah berbuat baik keapada kalian sejak kalian masih kecil, dan setelah kalian dewasa, dan bahkan sebelum kalian dilahirkan”.
Mendengan itu, anak-anaknya bertanya : “ Bagaimana ayah dapat berbuat baik kepada kami sebelum kami dilahirkan?”
Dia menjawab: “yaitu dengan memilihkan untuk kalian seorang ibu yang baik”
Hak seorang anak yang harus dipenuhi oleh ayahnya adalah dipilihkan untuknya seorang ibu yang berasal dari keturunan yang baik, dari lingkungan yang baik, dan dari keluarga yang bertaqwa, yaitu keluarga yang berpondasikan aqidah, berdindingkan tauhid, dan bepilarkan pemahaman terhadap syari'at. Wanita yang dipilih sebagai ibu haruslah seorang wanita yang tumbuh dewasa dibawah asuhan keluarga seperti itu. Sehingga setelah bertahun-tahun lamanya, cahaya-cahaya petunjuk itu pun akan meresap kedalam dirinya, hingga akhirnya ia pun tumbuh dewasa dengan baik sesuai harapan.

Yasalaaam, barakallahu fiykunna..... ma'akunna najah...........

kucing lucu.....

hi,,,hi,,,,

...Satu Pesan dalam Memory Kehidupanku....


....ILMU YANG MEMBUAT SESEORANG TERLIHAT DEWASA.......

Antara Menuntut Ilmu dan Menikah

TANYA JAWAB dengan Syaikh Kholid bin Ali al-Musyaiqih – hafizhohulloh.

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum warohmatulloh wabarokatuh. Semoga Alloh berbuat kebaikan kepada Anda wahai Syaikh.
Wahai Syaikh, saya sekarang berada pada awal permulaan jalan menuntut ilmu. Dan karena melihat berbagai fitnah pada zaman kita ini, jiwaku berkeinginan untuk menikah. Apakah pernikahan akan berpengaruh kepada tholabul ilmi, sedangkan saya sekarang berumur dua puluh satu tahun? Apa nasihat Anda kepadaku, apakah saya terus maju untuk menikah ataukah menunggu sampai saya memperoleh bagian dari ilmu? Semoga Alloh memberkati Anda.

Jawaban:
Alhamdulillah, wash-Sholatu was salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala Alihi wa Shohbihi ajma’in.
Kami katakan bahwa menikah dengan izin Alloh tidak akan menghalangi menuntut ilmu. Jika seseorang bersungguh-sungguh, semangat dan memberikan perhatian, maka hal itu tidak akan menghalanginya. Bahkan dia bisa menundukkan pernikahan ini dalam pencariannya terhadap ilmu. Yaitu dengan cara saling tolong menolong bersama istrinya dalam mudzakaroh (mengingat-ingat) pelajaran, muroja’ah (mengulang-ulang) pelajaran dan hapalan… dst.
Maka apa yang Alloh dan Rosul-Nya perintahkan ini tidak mungkin menjadi penghalang dari amalan-amalan shalih. Bahkan jika orang itu sebagaimana yang kami sebutkan, sungguh-sungguh, benar-benar perhatian, dan mampu mengatur waktunya, niscaya dia akan mampu menundukkan perkara ini sehingga menjadi sarana atau faktor yang akan membantunya dalam menuntut ilmu, dan akan memberikan hawa yang sesuai baginya agar dia bisa menuntut ilmu.
Para sahabat dahulu juga menikah. Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam memerintahkan dan menganjurkan menikah. Bersamaan dengan itu, mereka mengambil (ilmu) dari Nabi – shollallohu ‘alaihi wa sallam -. Demikian juga para salafus shalih, mereka menikah dan juga mengambil ilmu dari ulama mereka. Dan hal itu tidak menghalangi mereka dari menuntut ilmu.

Menikah ataw Menuntut Ilmu???

Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya serta orang-orang yang berpegang teguh dengan ajarannya hingga akhir zaman.
Saudaraku –semoga dirahmati Allah-, keinginan anda untuk segera menikah sangatlah terpuji, apalagi faktor yang mendorongnya adalah karena khawatir terjerumus ke dalam fitnah wanita yang merupakan fitnah terbesar dan membahayakan bagi kaum laki-laki dari umat ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada (fitnah) wanita. [HR. Bukhari (no.5096) dan Muslim (no.7122)]
Karena wanita, terjadilah pertikaian, permusuhan dan bahkan pembunuhan antara kaum lelaki. Karena wanita pula, laki-laki sholih yang berilmu tergelincir dalam jurang kemaksiatan dan kekejian.
Maka dari itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan kaum lelaki yang telah mampu agar segera menikah, beliau bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng).” [HR. Al-Bukhari (no.5066), Muslim (no.1402), dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu]
Maka dari itu, janganlah rasa malu atau minder anda karena sedikitnya ilmu dan penghasilan menghalangi anda untuk mengamalkan sunnah (tuntunan) nabi yang mulia ini. Apalagi dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan untuk terjerumus ke dalam perbuatan zina. Maka lebih ditekankan lagi untuk segera menikah tanpa menunda-nundanya. Barangsiapa menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya, maka Allah pasti menolongnya. Ini berdasarkan riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمُ الْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِى يُرِيدُ الأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِى يُرِيدُ الْعَفَافَ
“Ada tiga golongan yang pasti akan ditolong oleh Allah; pejuang di jalan Allah, seorang budak yang ingin menebus dirinya dengan mencicil kepada tuannya, dan orang yang menikah karena ingin memelihara kesucian dirinya.” [HR. At-Tirmidzi (no.1352), Ibnu Majah (no.1512) dan di-hasan-kan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Misykaah (nomor.3089), Shahiih an-Nasa-i (no.3017), dan Shahiihul Jaami’ (no.3050).]
Namun di saat anda berkeinginan keras untuk segera menikah, tiba-tiba anda juga mengalami kebingungan antara menikah dan menuntut ilmu, manakah yang mesti anda dahulukan?
Maka kami katakan bahwasanya kedua hal tersebut merupakan ibadah yang agung dan memiliki keutamaan-keutamaan yang besar. Jadi, apabila anda merasa memiliki kemampuan untuk menggabungkan antara kedua hal yang bermanfaat tersebut, maka lakukanlah, dan ini yang diharapkan oleh kita semua. Bahkan pernikahan bagi sebagian orang tidak menjadi pengahalang untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu syar’i.
Maka apabila anda benar-benar perhatian dan mampu mengatur waktu anda, niscaya anda akan mampu menundukkan perkara ini sehingga menjadi sarana atau faktor yang akan membantu anda dalam menuntut ilmu. Apalagi kalau kita baca kitab sejarah kehidupan generasi salafus sholih, maka kita akan dapatkan bahwa keadaan mereka membuktikan apa yang telah kami sebutkan tadi.
Para sahabat radhiyallahu ‘anhum dahulu juga menikah. Dan bersamaan dengan itu, mereka bersemangat menuntut ilmu secara langsung dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Demikian juga para salafus sholih, mereka menikah dan juga mengambil ilmu dari ulama mereka. Dan hal itu tidak menghalangi atau mengendorkan semangat mereka dari menuntut ilmu.
Akan tetapi, bagi sebagian orang lain barangkali menggabungkan antara keduanya sangatlah sulit, maka hendaklah ia mendahulukan salah satu dari keduanya yang dipandang paling mendesak.
Saudariku seislam, bila anda merasa mampu mengendalikan syahwat, maka dahulukanlah menunut ilmu dan bersabarlah. Sebagaimana perkataan Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu: “Carilah ilmu sebelum datang masa lemah.” Apalagi dalam membina rumah tangga anda akan menghadapi banyak problem dan tantangan, maka dibutuhkan ilmu yang cukup khususnya ilmu yang berkenaan dengan masalah fikih pernikahan dan keluarga. Seperti bagaimana memilih calon istri, menyelenggarakan walimah yang islami, menggauli istri, menyikapi konflik suami istri dan solusinya, dan lain sebagainya. Hal ini sejalan dengan prinsip agama Islam, yakni berilmu terlebih dahulu baru setelah itu berkata dan beramal di atas ilmu.
Akan tetapi bila kondisinya tidak memungkinkan bagi anda untuk menunda pernikahan, dengan sebab tidak mampu menahan syahwat dan bila ditunda maka ditakutkan atau diduga kuat terjerumus ke dalam perbuatan zina, maka hendaklah anda segera mendahulukan menikah. Pilihlah wanita yang baik agama dan akhlaknya, kemudian selanjutnya terserah anda mau menambah kriteria yang lainnya, seperti kecantikannya, keturunannya, kedudukannya, hartanya, pendidikannya atau kriteria lain yang anda kehendaki. Asalkan kriteria utama, yakni agama dan akhlak yang baik harus ada, sebab kalau tidak, maka yang terjadi adalah kerugian dan kerusakan dalam rumah tangga anda sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita itu biasa dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena kemuliaan keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah yang beragama, karena kalau tidak niscaya engkau akan merugi”. [HR. Bukhari (no.5090) dan Muslim (no.1466)].
Jadi, dalam menentukan pilihan mana yang mesti didahulukan, menikah dulu atau menuntut ilmu dulu atau menggabungkan keduanya? Anda sendiri yang bisa mengetahui kondisi dan kemampuan diri anda. Tapi bila anda masih bingung dan tetap bingung, mintalah petunjuk dari Allah, lalu bermusyawaralah dengan keluarga anda atau orang-orang yang dapat anda percaya mampu memberikan keputusan. Insya Allah anda tidak meleset dan keliru dalam mengambil keputusan.  Wallahu a’lam bish-showab.

MEMBERSIHKAN JERAWAT

      Siapa ya,,,yang berjerawat?????????? jerawat itu hal wajar.tak perlu ditakuti, pun bukan suatu perkara yang besar. tapi kenapa kebanyakan manusia dimuka bumi ini, sangat perhatian dengan jerawatnya???itu tanda kurang bersyukurnya kebanyakan manusia dimuka bumi ini. sudah jerawatan, ditambah lagi kurang bersyukur dengan apa yang Allah beri, apakah mungkin jerawat itu akan sembuh kalau begini keadaannya?berfikir...terus berfikir...kenapa koq aku jerawatan? sudahlah kembalikan saja semuanya kepada Allah, berdo'a, usaha. ikhlas,sabar,bersyukur adalah kunci kenahagiaan.kalau hatinya senantiasa mensyukuri pemberian Allah, niscaya jerawat pun akan cepat hilang. sebenanrnya hanya ini inti dari pembahasan mengenai jerawat.dibawah ini saya kasih sedikit gambaran mengenai jerawat dan cara menghilangkannya. anggap saja ini adalah bentuk ikhtiyarnya.

Jerawat biasanya dapat timbul dan terjadi karena hal-hal seperti :
1. Adanya sumbatan lapisan kulit mati pada pori-pori yang terinfeksi.
2. Kelenjar minyak yang diproduksi terlalu berlebih.
3. Karena faktor genetik turunan orangtua.
4. Faktor hormon seperti pada saat pubertas menginjak belia.
5. Adanya iritasi kulit.
6. Gaya hidup stres.
 
7. Biasanya dialami oleh orang-orang yang mau pada nikah,, menghitung hari pernikahan.   
    
Tentunya para remaja akan lebih pede jika mereka tahu bagaimana trik menghilangkan bekas jerawat dengan cara alami cepat dan mudah.ini adalah cara mudah untuk menghilangkan bekas jerawat secara alami.
Untuk menghilangkan bekas flek atau jerawat, gunakan madu yang telah dipanaskan sebelumnya. Lalu oleskan ke flek saat masih hangat. Diamkan sekitar 10 menit. Lakukan setiap hari sampai flek benar-benar hilang.

Dan ini adalah beberapa cara tradisional yang juga bisa anda coba untuk menghilangkan bekas jerawat yang membandel.
Ada juga cara tradisional, yang pastinya memerlukan waktu lebih lama agar terlihat hasilnya. Berikut beberapa cara yang dapat dicoba di rumah:
* Jus Lemon
Peras lemon, oleskan di wajah 2x sehari. Minum jus lemon sehari sekali.
* Lidah Buaya
Ambil jel nya dan oleskan di wajah. Buat jus dan minum sehari sekali.
* Madu
Campur madu dan susu, lalu oleskan di wajah dua kali sehari.
* Air putih
Minum banyak air putih setiap hari.
 selamat mencoba............
semoga kita masih dalam lindungan Allah ta'ala. amin

Rinduku kepada MU

Disaat keinginan tak terwujudkan dalam tindakan,
dikala hati merindukan ketaatan,
menagis menyesali kekilafan,
hanya satu dari jutaan harapan yang kuinginkan,
hanyalah ampunanmu yang kudambakan...
walaupun tangan kadang enggan berdo'a,
namun cintaku untuk-MU takkan pernah mendua.

ya Allah mudahkan jalanku menuju ketaatan kepada-mu



عَلِّمْنِى دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِى صَلاَتِى . قَالَ « قُلِ  :اللَّهُمَّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى ظُلْمًا كَثِيرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِى مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ ، وَارْحَمْنِى إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ


Ajarkanlah aku suatu do'a yang bisa aku panjatkan saat shalat!" Maka Beliau pun berkata, "Bacalah: 'ALLAHUMMA INNII ZHOLAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIIRAN WA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA FAGHFIRLII MAGHFIRATAN MIN 'INDIKA WARHAMNII INNAKA ANTAL GHOFUURUR RAHIIM (Ya Allah, sungguh aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka itu ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) '." (HR. Bukhari no. 834 dan Muslim no. 2705) [1]*

Renungan Para Wanita 2


Tidak mau menyusui anaknya tanpa  ada suatu alasan
Seorang bayi yang masih dalam masa penyusuan sangat membutuhkan air susu sang ibu. Pasalnya, itu merupakan sebuah nikmat dari Alloh diperuntukkan untuk mereka. Adakah bentuk penghalangan yang lebih besar dari pada menghalangi mereka mendapatkan sesuatu yang telah dikaruniakan dan disempurnakan Allah bagi mereka???????????!
        Dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu berkata , saya mendengar Rosulullah sallahu ‘alaihi was sallam bersabda : ‘ketika aku dalam keadaan tidur, ada dua orang laki-laki yang datang menghampiri aku, dan menarik ketiakku, lantas mengajakku sebuah gunung yang terjal. Keduanya berkata kepada ku,’naiklah!’ ketika aku sudah mencapai pertengahan gunung.tiba-tiba terdengarlah suara yang sangat keras. ‘suara apakah ini?’ tanyaku, itu adalah lolongan para penghuni neraka.’
       Kemudian kami melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba aku melihat ada suatu kaum yang digantung betisnya dan terbelah sudut mulutnya. Dari mulutnya keluar darah segar. Aku bertanya, siapakah mereka itu? Ia menjawab,’mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum tiba waktunya.’
       Setelah itu, ia kembali mengajakku. Aku melihat sutu kaum yang perutnya menggelembung, bau nya amat busuk, dan tidak mengenakkan jika dilihat. Aku bertanya : siapakah mereka itu? ‘ia menjawab, mereka adalah para pezina laki-laki dan perempuan.’
        Kemudian aku diajak melanjutkan perjalanan. Disitu, aku melihat para wanita yang digigit payudaranya oleh ular-ular. Aku bertanya,’apa yang terjadi pada mereka? ‘ ia menjawab, mereka adalah para wanita yang menghalangi anak-anaknya mendapatkan air susu darinya.
        Lantas ia mengajakku kembali melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba aku elihat anak-anak kecil bermain-main diantara dua sungai. Aku bertanya,’siapakah mereka itu? Dikatakan,’mereka adalah anak cucu orang-orang yang beriman.’
        Setelah itu keduanya naik dan aku dapatkan tiga orang sedang meminum khomr (minuman keras). Aku bertanya, siapakah mereka itu? ‘mereka adalah nabi Ibrahim, musa dan isa. Mereka sedang menunggu-nunggu kedatangan mu’.” (lihat di shahih mawaridi ‘az-zhom’an li zawa’id ibni hibban, ditahqiq oleh Al-bani(II/200)(1509) dan As-silsilatu ‘sh-shohihah(III-VII/1669)(3951).)

Renungan Para Wanita 1


Berperangai Buruk Kepada Suami

         Taat kepada suami dalam hal yang makruf dan bukan kemaksiatan kepada Allah termasuk kewjiban yang paling utama bagi seorang wanita. Ia harus menunaikannya dengan sesempurna mungkin dan sebaik-baiknya. Sehingga akan kokohlah rmah tangga dan luruslah kehidupan suami istri.
        Dari Ka’b bin Ujroh diriwayatkan bahwa ia berkata : Rosulullah sallau Alaihi was Sallam bersabda :
ألا أخبرك كم بنسائكم من أهل الجنة ؟ الودود, الولود, العؤود, التي اذا ظلمت, قالت : هذه يدي في يدك, لا أذوق غمضا حتى ترضى
“ Maukah aku kabari tentang para wanita penghuni syurga? Yaitu wanita yang pengasih, banyak anak (subur) dan berperilaku baik. Jika ia didholimi (suaminya marah kepadanya,-penerj.), ia akan berkata,’ Ini tanganku berada ditanganmu. Aku tidak bisa memejamkan mataku hingga engkau  ridho’.”
Islam memang Romantic…………………
       Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu anhu diriwayatkan  bahwa ia berkata : Rosulullah sallahu ‘alaihi was sallam  bersabda : “maukah aku beritahukan kepada kalian tentang para lelaki penghuni syurga ?  seorang nabi berada di syurga, seorang shiddiq (orang yang amat teguh kepercaanya kepada kebenaran Rosul,-ed.) berada di syurga, seorang syahid berada di syurga, seorang bayi berada di syurga, dan seorang yang mengunjungi saudaranya di daerah pelosok yang ia niatkan  karena Allah semata berada di syurga. Sedangkan para wanita yang termasuk penduduk syurga adalah wanita yang pengasih, yang subur (banyak anak), dan berperangai baik kepada suaminya, yaitu jika suaminya marah, ia akan mendatanginya dan meletakkan tangannya diatas tangan suaminya seraya berkata, ‘aku tidak dapat memejamkan mata hingga engkau meridhoi aku’.”
       Seorang wanita yang berbuat maksiat terhadap suaminya laksana setang yang berada di sarangnya. Hal itu hanya bisa mengeruhkan usia, menyesakkan dada, dan membuat aib dalam kehidupan. Jadi, perbuatan tersebut hanya bisa melenyapkan kebahagiaan dan mendatangkan kebinasaan, menghilangkan ketenangan hidup dan menjadi sumber kepayahan.
        Dari Sa’ad diriwayatkan  bahwa ia berkata : Rosulullah sallahu ‘alaihi was sallam bersabda : ada tiga hal yang termasuk kebahagiaan dan tiga hal yang termasuk kesengsaraan. Yang termasuk kebahagiaan adalah seorang istri yang menyenangkan jika engkau pandang, jika engkau tidak ada disisnya, ia akan menjaga dirinya dan hartamu, kendaraan yang patuh kepadamu, yang akan mengantarmu untuk menemui para sahabatmu, dan tempat tinggal yang luas yang banyak perabotnya. Sedangkan yang termasuk kesengsaraan adalah kebalikan daripada yang disebutkan diatas.
       Dari Mu’adz bin jabal diriwayatkan bahwa Nabi sallahu ‘alaihi was sallam bersabda :
لا تؤذي امرأة زوجها في الدنيا, الا قالت زوجته من الحور العين : لا تؤذيه, قاتلك الله, فانما هو عندك دخيل, يو شك ان يفارقك الينا
“tidaklah seorang istri menyakiti suaminya didunia kecuali istri suaminya dari kalangan bidadari yang bermatajeli akan berkata kepadanya : ‘janganlah kamu menyakitinya. Semoga Allah membinasakanmu ! sebab ialah hanya tamumu, sebentar lagi ia akan berpisah denganmu dan akan menemui kami’.” ( lihat di shahih sunan tirmidzi I/343)(937)
     Cukuplah balasan bagi wanita yang bermaksiat kepada suaminya dengan do’a kejelekan  yang diucapkan oleh para isrtinya nanti di akhirat (para bidadari).
     Cukup cemburu hati ini, hanya membaca dan merenungkan hadist ini….. padahal belum terjadi. Yuk kita berusaha sesempurna mungkin untuk menjadi pasangan suami istri yang awet sampai akhir kehidupan al-jannah.


SYA'IR ROMANTIS

حبيبي أنت زوجي.....
ليلى : أحق حبيب القلب أنت بجانبي      أحلم سرى أم نحن منتبهان
                       أبعد طراب المهد من أرض عامر            بأرض ثقيف نحن مغتربان        

قيس : حنانيك ليلى... ما لحل و حله                من الأرض الا حيث يجتمعان
   فكل بللد قربت منك منزلي     و كل مكان أنت فيه مكاني           
  
ليلى : فمالي أرى خديك بالدمع بللا        أمن فرح عيناك تبتدران

قيس : فداؤك ليلى الروح من شر حادث     رماك بهذا السقم و الذوبان

ليلى : تراني اذا مهزولة قيس؟ حبذا           هزالي ومن كان الهزال كساني


 عند أحمد شوقي